Seial : Teori Ketidakpastian
Ketika kita melaporkan hasil pengukuran suatu
besaran fisis, kita harus menyertakan suatu indikasi kuantitatif yang berkenaan
dengan kualitas hasil pengukuran, ini dapat memberikan kepercayaan terhadap
orang yang akan menggunakan laporan tersebut. Tanpa indikasi jaminan kualitas,
pengguna tidak dapat membandingkan hasil pengukuran yang tercantum dalam
laporan dengan hasil pengukuran lainnya ataupun dengan spesifikasi/standar alat
yang bersangkutan. Pernyataan kualitas hasil pengukuran diperlukan untuk
kemudahan dalam menafsirkan dan mengimplementasikan hasil pengukuran, dan
merupakan prosedur yang diterima secara umum untuk karakterisasi kualitas hasil
pengukuran, yaitu untuk perhitungan dan pernyataan ketidakpastiannya (uncertainty).
Ketidakpastian sebagai atribut yang dapat
dikuantitatifkan merupakan sebuah konsep yang relatif baru dalam sejarah
pengukuran, meskipun istilah kesalahan (error)
dan anaslis kesalahan (error analysis)
telah lama merupakan bagian dari ilmu pengukuran atau metrologi. Pada saat ini
konsep ketidakpastian sudah dikenal luas dan diakui oleh berbagai kalangan.
Walaupun semua komponen yang dicurigai sebagai sumber kesalahan sudah
diterapkan demikian juga dengan koreksi-koreksinya, tetapi tetap saja ada
ketidakpastian pada hasil yang dilaporkan. Kita kadang ragu seberapa baik hasil
pengukuran yang kita peroleh dapat menggambarkan besaran yang kita ukur.
Ketika kita melaporkan, misalnya, hasil pengukuran
panjang sebuah pensil dimana pengukurannya menggunakan sebuah penggaris. Bila
hasil pengukuran menunjukkan 20,35 cm, apakah kita yakin bahwa panjang pensil
tersebut eksak 20,35 cm? Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pengukuran
panjang pensil tersebut. Pertama, berimpitnya skala nol penggaris dengan salah
satu ujung pensil. Kedua, kebenaran pembacaan kita pada skala 20,35 cm, adakah
kesalahan paralak? Apakah benar perkiraan kita bahwa ujung pensil ada pada
tengah-tengah antara dua garis skala, sehingga kita dapat menentukan angka 0,05
cm atau 0,5 mm? Dimana skala terkecil penggaris adalah 1 mm. Ketiga, apakah
penunjukan penggaris tersebut sudah benar? Apakah tidak mempunyai kesalahan?
Keempat, bila penggaris terbuat dari bahan yang mudah memuai, bagaimana dengan
pengaruh suhu pada panjang penggaris tersebut?
Ilustrasi pengukuran pensil di atas menggambarkan
bahwa dalam suatu pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian yang berkaitan
dengan hasil pengukuran yang diperoleh. Sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi ketidakpastian tersebut tergantung pada model pengukuran dan tingkat
akurasi pengukuran yang kita perlukan. Seperti untuk pengukuran panjang pensil,
barangkali kita tidak perlu memperhatikan faktor suhu.
Menurut Guide
to the expression of uncertainty in measurement (BIPM, IEC, IFCC, ISO,
IUPAC, IUPAP, OIML - 1995), ketidakpastian didefinisikan sebagai “A parameter, associated with the result of a
measurement, that characterizes the dispersion of the values that could
reasonably be attributed to the measurand” GUM (2.2.3) atau "Ketidakpastian
merupakan suatu parameter yang berhubungan dengan nilai hasil pengukuran, yang
mencirikan sebaran dari nilai-nilai pengukuran, dan merupakan sifat dari
besaran yang diukur tersebut"
Bila hasil pengukuran suatu besaran dinyatakan oleh Dx dan ketidakpastian
pengukuran yang barkaitan dengan hasil pengukuran tersebut adalah ±U dengan
tingkat kepercayaan (confidence level)
95% dan berdistribusi normal, maka hasil pengukuran tersebut dapat
diilustrasikan seperti Gambar 1 berikut di bawah ini.
Bila MPE (maximum
permissible error) atau toleransi atau remidi menunjukkan batas-batas
maksimum kesalahan alat ukur yang harus dipenuhi hubungannya dengan spesifikasi
alat ukur yang bersangkutan ataupun hubungannya dengan regulasi yang ditetapkan
oleh regulator (pemerintah) –metrologi legal- sedangkan ketidakpastian
merupakan suatu parameter yang mencirikan sebaran dari kesalahan yang
dihasilkan ketika kita menentukan nilai kesalahan dari alat ukur tersebut,
misalkan melalui proses kalibrasi dan/atau pengujian. Hubungan kesalahan dengan
MPE dapat diilustrasikan oleh Gambar 2, sedangkan hubungan kesalahan, MPE, dan
ketidakpastian diilustrasikan oleh Gambar 3 di bawah ini.
Seperti telah diuraikan di atas nilai kesalahan
dibatasi oleh MPE, bagaimana dengan nilai ketidakpastian? Dalam banyak
standard/ rekomendasi internasional nilai ketidakpastian pengukuran dibatasi
oleh MAU (maximum acceptable of expanded
uncertainty). Pada umumnya nilai MAU ini dihubungkan dengan nilai MPE yaitu
sebagai berikut:
MAU = MPE/5 ... untuk pengujian ijin tipe dan tera
MAU = MPE/3 ... untuk tera ulang
MAU = MPE/5 ... untuk pengujian ijin tipe dan tera
MAU = MPE/3 ... untuk tera ulang
Menurut OIML R 111, anak timbangan dengan massa nominal 20 kg kelas M2
mempunyai MPE = 3000 mg. Maka ketidakpastian yang diperluas dari kesalahan yang
dihasilkan dalam kalibrasi anak timbangan bidur tersebut adalah:
MAU = MPE/3 = 3000/3 = 1000 mg = 1 g
Dengan mengetahui nilai MAU tersebut, kita dapat menentukan persyaratan minimum untuk standar anak timbangan dan mass comparator, serta kondisi tempat/laboratorium untuk melakukan kalibrasinya.
MAU = MPE/3 = 3000/3 = 1000 mg = 1 g
Dengan mengetahui nilai MAU tersebut, kita dapat menentukan persyaratan minimum untuk standar anak timbangan dan mass comparator, serta kondisi tempat/laboratorium untuk melakukan kalibrasinya.
No comments:
Post a Comment